REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih kawakan asal Portugal, Jose Mourinho melayangkan sindiran keras atas keputusan pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate. Itu didasari dari pemilihan eksekutor penalti the Three Lions.
Inggris menyerah dari tamunya Italia dengan skor 3-2 lewat adu penalti pada partai final Euro 2020, yang berlangsung di Stadion Wembley, London, Senin (12/7) dini hari WIB.
"Keputusan penalti, saya pikir sulit untuk menggunakan Bukayo Saka sebagai yang terakhir. Jelas akan sangat berat bagi anak berusia 19 tahun untuk memikul segalanya di pundaknya. Saya hanya merasa sangat kasihan padanya," kata Mourinho kepada Anggoro Pramudya
dilansir Football 365, Senin (12/7).
Dalam adu tos-tosan tiga eksekutor Inggris gagal merobek gawang Gli Azzurri, julukkan Italia. Sepakan Marcus Rashford membentur mistar gawang, sementara eksekusi Jadon Sancho dan Saka sebagai algojo keempat dan kelima mudah dibaca oleh Donnarumma.
Pelatih yang kini bekerja untuk tim ibu kota Italia, AS Roma menambahkan Southgate seharusnya lebih teliti dalam menentukan para pemain yang di tugaskan sebagai algojo.
"Dalam situasi ini di mana Sterling, di mana (John) Stones, di mana (Luke) Shaw?. Saya merasa Sourhgate adalah pria yang jujur. Pelatih yang begitu protektif terhadap para pemainnya. Saya tidak berpikir dia mengatakan pemain tidak siap untuk mengambil penalti," sambung Mourinho.
Meskipun patah hati karena kalah di final Euro 2020 melalui adu penalti, Mourinho yakin Inggris dapat percaya diri menjelang pertarungan 2022 di Qatar. Kata dia, skuad Tiga Singa bakal menyerap banyak pengalaman untuk menjadi lebih kuat.
“Saya percaya bahwa jika Anda melihat ke depan dan Anda tahu bahwa Anda memiliki Piala Dunia segera datang, hanya ada alasan untuk optimis. Bergerak ke masa depan dengan harapan besar. Banyak dari pemain ini bisa menjadi lebih baik untuk pengalaman."
Sementara itu, mantan full-back timnas Inggris Stuart Pearce tidak setuju dengan pernyataan Mourinho dan membela pilihan pengambil penalti Southgate.
Stuart menegaskan Sancho, Rashford, dan Saka memperlihatkan karakter yang kuat. "Ketika kami memenangkan dua adu penalti terakhir sebelum tadi malam, tidak ada yang mengeluh tentang proses dalam memilih pemain," kata Stuart.